Materi Fisika kelas X BAB 1 : Besaran dan Satuan

Holaaa... ini adalah artikel pertama yang aku muat dalam blog ini. Meskipun awalnya nggak pede banget dan sempat di utak-atik puluhan kali (hahaa..) akhirnya yaa, inilah jadinya. Sesuai yang aku tulis sebelumnya, Fisika merupakan bagian dari artikel yang akan aku muat dalam blog ini.
Nah, artikel pertama ini adalah tentang Ringkasan materi Fisika kelas X semester I Bab 1 yaitu : Besaran dan Satuan, atau yang lebih trand disebut Bab dimensi. Inilah materi pertama yang dipelajari saat berseragam putih abu-abu. Yang ini masih terbilang cukup mudah, karena besaran kan udah kita pelajari juga sewaktu SMP Hehe.. so, don’t forget to pray before. Then you can enjoy to read it..
BAB 1 : Besaran dan Satuan
  1. Besaran Pokok dan Besaran Turunan
Besaran : sesuatu yang memiliki nilai dan dapat diukur.
  • Besaran Pokok : besaran yang satuannya telah ditentukan terlebih dahulu.
  • Besaran Turunan : Besaran yang diturunkan dari besaran pokok.
Pada BAB 1 kelas X ini kita akan belajar mengenai dimensi suatu besaran, yaitu cara menunjukkan bagaimana suatu besaran tersusun dari besaran-besaran pokok.
Dimensi pada besaran pokok
BESARAN
SATUAN
DIMENSI
Panjang
Meter (M)
[L]
Massa
Kilogram (Kg)
[M]
Waktu
Secon (s)
[T]
Suhu
Kelvin (K)
[Q]
Kuat arus
Ampere (A)
[I]
Jumlah zat
Mol
[N]
Intensitas cahaya
Candela (cd)
[j]

Dimensi pada besaran turunan
Besaran
Rumus
Satuan
Dimensi
Kecepatan (v)
s/t
m/s
[LT-1]
Percepatan (a)
v/t
m/s2
[LT-2]
Massa Jenis (Æ¿)
M/V
Kg/m3
[ML-3]
Volume (V)
m.m
m3
[L3]
Luas
p.l
m2
[L2]
Gaya (F)
m.a
Kg.m/s2
[MLT-2]
Energi (E)
m.g.h
Kg.m2/s2
[ML2T-2]
Tekanan
F/luas penampang
Kg.m/s2m2
[ML-1T-2]
Usaha (W)
F/Δx
Kg.m/s2.m
[ML2T-2]
Impuls
F.selang waktu
Kg.m/s2.s
[MLT-1]
Daya
Usaha/waktu
Kg.m/s2..m/s
[ML2T-3]
Berat
M.g
Kg.m/s2
[MLT-2]
Berat Jenis
Berat/Volume
Kg.m/s2/m3
[ML-2T-2]
Momentum
M.v
Kg.m/s
[MLT-1]

  1. Aturan Fisika
Aturan fisika disini berupa aturan notasi ilmiah dan angka penting. Notasi ilmiah itu misalnya :
  • 0,0002 kg = 2 . 10-4 kg
  • 10.000 m = 1 . 104 m
Biasanya kalo kita udah belajar notasi ilmiah, nggak boleh lagi menggunakan bilangan seperti 0,0026 atau 0,000026 melainkan harus ditulis menggunakan notasi ilmiah yang benar biar menghitungnya pun jadi nggak sulit. Nah, inilah yang sedikit membedakan fisika dan MM, kalo di matematika kita harus mengubahnya menjadi 26/10000 (eh, kok nyambung MM yaa). Makanya aku paling pusing banget kalo yang namanya MM sama Fisika dipelajari dalam hari yang sama, hehe (bikin ruwet kan..)
Aturan anggka penting
  1. Semua angka yang bukan 0 adalah angka penting.
  2. Angka 0 diantara angka bukan 0 termasuk angka penting. Eg :
  • 3,002 memiliki empat angka penting.(3,0,0, dan 2)
  1. Semua angka 0 yang terletak pada deretan akhir dari angka di belakang koma desimal termasuk angka penting. Eg :
  • 0,03600 memiliki empat angka penting (3,6,0,0)
  • 2,30 memiliki tiga angka penting (2,3 dan 0)
  1. Dalam notasi ilmiah, semua angla sebelum orde termasuk angka penting. Eg:
  • 2,6 . 104 memiliki dua angka penting (2 dan 6)
  • 9,60 . 104 memiliki tiga angka penting (9,6, dan 0)
  1. Semua angka 0 yang digunakan hanya untuk tempat titik desimal bukan merupakan angka penting. Eg:
  • 0,0075 memiliki dua angka penting (7 dan 5)
  1. Jika diberi garis dibawahnya termasuk angka penting. Eg:
  1. Besaran Skalar dan Vektor
  • Besaran Skalar : Cuma punya nilai. Misal : volume, luas, suhu. Contohnya volume balok adalah 900 m3.
  • Besaran Vektor : punya nilai dan arah. Misal : Tekanan, kecepatan, dll. Contohnya saat kita bilang kecepatan motor 60 m/s ke arah Timur.
Namun yang fokus di pelajari adalah besaran Vektor yang mempunyai arah.
  1. Melukis penjumlahan vektor
  • Jika vektor a + b = R, maka vektor yang terbentuk adalah:
  • Jika vektor a – b = R, maka vektor yang terbentuk adalah:
  • Jika vektor b – a = R, maka vektor yang terbentuk adalah :
  1. Melukis penjumlahan vektor
  • Jika vektor a + b = R, maka vektor yang terbentuk adalah:

Contoh soal :
  1. Diketahui : Vektor berbentuk
Ditanya : a. Tentukan Vektor a + b + c = R? b. Tentukan Vektor a – b + c = R?
Jawab :
  1. a + b + c = R, vektor yang terbentuk adalah
  1. a – b + c = R, vektor yang terbentuk adalah

  1. Diketahui vektor berbentuk
Ditanya : tentukan Rakhir?
Jawab :
Rakhir = R2


  1. Menentukan vektor resultan dengan metode analisis
Jika yang dibentuk adalah vektor yang dibentuk tegak lurus.
Maka rumus untuk R =
Jika sudut yang dibentuk adalah 900, maka R = √F12 + F22 (tidak perlu menggunakan 2.F1.F2 cos á½± karena cos 90 adalah 0)
Berikut tabel sin, cos, tan yang perlu diketahui

0
30
45
60
90
Sin
0
½
1/2√2
1/2√3
1
Cos
1
1/2√3
1/2√2
½
0
Tan
0
1/√3
1
3
Tak terhingga

Tan = sin/cos
Mengurai vektor secara analitis
  • Dengan satu F
  • Dengan lebih dari satu F
Contoh soal :
  1. Diketahui :
V = 4 m/s
ÆŸ = 600
Ditanya : Vy dan Vx?
Jawab :
Vy = V sin ÆŸ
= 4 sin 60
= 4 . 1/2√3
= 2√3 m/s
Vx = V cos ÆŸ
= 4 cos 60
= 4 . ½
= 2 m/s
  1. Diketahui tiga buah vektor masing-masing F1 = 6 N membentuk sudut 600 dan F2 = 3 N membentuk sudut 1800, F3 = 6 N membentuk sudut 600 di kuadran keempat. Tentukan F totalnya?
Jawab :
Fy1 = F1 sin ÆŸ
= 6 sin 60
= 3√3 N
Fy2 = F2 sin ÆŸ
= 3 sin 180 (sama dengan 00 di kuadran II)
= 3 . 0
= 0 N
Fy3 = F3 sin ÆŸ
= 6 sin 60 (600 di kuadran IV bernilai negatif)
= 6 . (-1/2√3)
= -3√3 N
Fy = Fy1 + Fy2 + Fy3
= 3√3 N + 0 + (-3√3 N)
= 0 N
Fx1 = F1 cos ÆŸ
= 3 N
Fx2 = F2 cos ÆŸ
= 3. Cos 0 ( cos 00 kuadran II bernilai negatif)
= 3.(-1)
= -3
Fx3 = F3 cos ÆŸ
= 6 cos 60 (cos 60 di kuadran IV bernilai positif)
= 6 . ½
=3
Fx = Fx1 + Fx2 + Fx3
= 3 N + (-3) N + 3 N
= 3 N
F = √Fy2 + Fx2
=√0 + 9
=√9
F = 3 N
Jadi, F total adalah 3 N.


Selesai 



Mumet kepalaku ngebuatnya :3 ini sengaja nggak aku masukin tentang Pengukuran, soalnya emang di catatanku cuma sedikit dan kebetulan akunya sedang males searchingan. Jadi ceritanya aku Cuma nyalin buku catatan plus intip-intip buku saku sedikit. Next part deh, InsyaAllah disempetin buat yang pengukurannya sekalian lanjut ke Bab 2.
Semoga bermanfaat. Gracias a todos for visit my blog.

Posting Komentar

0 Komentar