Kata
Pengantar
Assalamu’alaikum wr. wb
Dengan
menyebut nama Allah Yang Maha Esa, saya ucapkan puji syukur yang
sebesar-besarnya karena atas berkat, rahmat, serta karuniaNya lah laporan
praktikum Mengetahui Pengaruh Media
Tanam Abu terhadap Pertumbuhan Kangkung (Ipomoea
reptana) ini bisa selesai dalam waktu yang telah ditentukan.
Ucapan
terima kasih khusus saya sampaikan kepada guru mata pelajaran Biologi, Ibu
Ratna Evawani yang telah dengan sabar memberikan ilmu pengetahuan serta
membimbing penyusunan laporan ini hingga selesai.
Apabila
masih terdapat kekurangan dalam penyusunan laporan ini, saya selaku penulis
memohon maaf atas segala kekurangan tersebut. Saya selalu mengharap kritik dan
saran yang bersifat membangun dari pembaca.
Akhir
kata, saya ucapkan selamat membaca, semoga laporan yang saya tulis bisa bermanfaat
untuk kita semua.
Wassalamu’alaikum wr. wb
Bengkulu, .... ....
....
Penulis
BAB
I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Pertumbuhan merupakan
salah satu ciri makhluk hidup. Setiap makhluk hidup pasti mengalami pertumbuhan
yang secara umum diartikan sebagai proses pertambahan biomassa atau ukuran baik
berat, volume, atau jumlah yang sifatnya irreversible
(tidak dapat kembali ke kondisi semula).
Tumbuhan termasuk salah
satu makhuk hidup yang tentunya mengalami proses pertumbuhan. Namun, proses
pertumbuhan setiap makhlluk hidup berbeda satu sama lain. Hal demikian terjadi
karena banyaknya faktor yang mempengaruhi proses pertumbuhan, seperti faktor internal
(gen dan hormon) maupun faktor eksternal (faktor luar). Faktor eksternal yang
mempengaruhi pertumbuhan antara lain: suhu, cahaya, media tanam, air, dan masih
banyak lagi.
Media tanam merupakan
komponen utama ketika akan
bercocok tanam. Media tanam yang akan digunakan harus disesuaikan dengan jenis tanaman yang ingin
ditanam. Pada kesempatan ini, saya akan melakukan penelitian mengenai salah
satu faktor eksternal yang ikut mempengaruhi pertumbuhan tanaman, yaitu media
tanam dengan menggunakan objek tanaman kangkung (Ipomoea reptana) dalam penelitian.
B. Hipotesis
Media tanam yang
berbeda dapat mempengaruhi proses pertumbuhan tanaman kangkung (Ipomoea reptana) karena memiliki bahan
penyusun yang berbeda pula.
Menurut artikel yang pernah saya
baca, terdaapat pendapat Sullivan yang mengatakan saat kayu terbakar,
nitrogen dan sulfur hilang sebagai gas, dan kalsium, kalium, dan magnesium senyawa
tetap. Karbonat dan oksida yang tersisa setelah pembakaran kayu adalah agen
pengapuran berharga, menaikkan pH, sehingga membantu untuk menetralkan tanah
asam. Jadi, abu sangat baik untuk media tanam karena berisi sebagian besar dari
13 nutrisi penting tanah harus pasokan untuk pertumbuhan tanaman.
C. Rumusan Masalah
1. Apakah
media tanam abu dapat berpengaruh terhadap pertumbuhan tanaman kangkung (Ipomoea reptana)?
2. Jika
berpengaruh, bagaimana pengaruh tersebut jika dibandingkan dengan media tanam
tanah biasa?
3. Mana
yang lebih baik pertumbuhan tanaman kangkung (Ipomoea reptana) pada media tanam tanah biasa ataukah pada media
tanam abu?
D. Tujuan Penelitian
1. Untuk
mengetahui pengaruh media tanam abu terhadap pertumbuhan tanaman kangkung (Ipomoea reptana).
2. Untuk
mengetahui perbandingan pengaruh media tanam abu dengan tanah biasa terhadap
pertumbuhan tanaman kangkung (Ipomoea
reptana).
3. Untuk
mengetahui mana yang lebih baik pertumbuhan tanaman kangkung (Ipomoea reptana) pada media tanam tanah
biasa ataukah pada media tanam abu?
E. Manfaat Penelitian
1. Dapat
mengetahui pengaruh media tanam abu terhadap pertumbuhan tanaman kangkung (Ipomoea reptana).
2. Dapat
mengetahui perbandingan pengaruh media tanam abu dengan tanah biasa terhadap
pertumbuhan tanaman kangkung (Ipomoea
reptana).
3. Dapat
mengetahui mana yang lebih baik pertumbuhan tanaman kangkung (Ipomoea reptana) pada media tanam tanah
biasa ataukah pada media tanam abu?
F.
Rancangan
Penelitian
a.
Objek
Penelitian
1.
Objek Penelitian: Tanaman Kangkung Darat
(Ipomoea reptana)
2.
Sampel: 7 per perlakuan
3.
Variabel Penelitian: Media tanam.
4.
Waktu Penelitian: Agustus 2016
5.
Tempat Penelitian: Rumah Penulis
b.
Cara
Kerja
·
Alat dan Bahan:
Alat dan bahan yang digunakan dalam
penelitian, yaitu:
1. Biji
kangkung (Ipomoea reptana) secukupnya
2. Ember
3. Air
4. 14
bekas gelas akua.
5. Tanah
biasa
6. Abu
kayu
7. Paku
8. Penggaris
·
Langkah Kerja:
1. Siapkan
semua alat dan bahan yang diperlukan.
2. Rendam
biji kangkung (Ipomoea reptana) dalam
air selama kurang lebih satu hari.
3. Siapkan
14 gelas akua, lubangi bagian bawah dengan paku sebagai jalan keluar air.
4. Masukkan
media tanam tanah biasa ke dalam 7 gelas akua sebagai pembanding, serta media
tanam abu ke dalam 7 gelas akua lainnya sebagai yang diberi perlakuan
5. Ambil
biji kangkung (Ipomoea reptana) yang
telah direndam, semaikan satu per satu ke dalam gelas akua yang sudah berisi
media tanam, beri label pada masing-masing gelas agar tidak tertukar.
6. Taruh
semua tanaman kangkung (Ipomoea reptana)
di tempat yang sama, terpapar sinar matahari yang cukup. Siram setiap sore.
7. Ukur
dan catat tinggi pertumbuhan tanaman kangkung (Ipomoea reptana) setiap hari hingga satu minggu.
8. Buatlah
laporan berdasarkan hasil penelitian.
BAB
II
ISI
A. Tabel dan Grafik Pengamatan
![]() |
Perbedaan pertumbuhan di media tanam abu dan tanah biasa |
![]() |
Grafik pertumbuhan rata-rata |
B. Hasil Penelitian
Berdasarkan penelitian
yang dilakukan, maka didapatlah data sebagai berikut:
1. Pada
hari ke-1, biji kangkung (Ipomoea
reptana) yang ditanam di media tanah biasa sudah mulai berkecambah dengan
panjang rata-rata pertumbuhan 2,74 cm. Namun biji yang ditanam pada media abu
belum menunjukkan perkecambahan, namun sudah mulai mengembang.
2. Pada
hari ke-2, kangkung (Ipomoea reptana)
pada media tanah biasa sudah terlihat jelas perkecambahannya, hal ini dilihat
pada akar yang mulai panjang dan endosperm biji sudah mulai terbuka.
Pertumbuhan rata-rata kangkung (Ipomoea
reptana) pada media tanah pada hari ke-2 mencapai 3,19 cm. Sementara biji kangkung (Ipomoea reptana) berlabel H pada media
abu sudah menunjukkan perkecambahan dengan memunculkan akar dan batang lembaga
sepanjang 0,6 cm.
3. Pada
hari ke-3, kangkung (Ipomoea reptana)
yang ditanam pada media tanah biasa mulai terlihat semakin subur, kangkung (Ipomoea reptana) berlabel A, B, D, E
dan G sudah memunculkan daun pertama. Sementara kangkung (Ipomoea reptana) pada media abu sudah mulai terlihat berkecambah,
namun masih terlalu kecil untuk dapat diukur. Di sisi lain, kangkung (Ipomoea reptana) berlabel H sudah
mencapai 1 cm dan kotiledon biji sudah memunculkan daun.
4. Pada
hari ke-4, kangkung (Ipomoea reptana)
berlabel A dan G pada media tanam tanah sudah memunculkan daun kedua. Sementara
empat kangkung (Ipomoea reptana) pada
media tanam abu sudah mulai berkecambah kecuali kangkung berlabel L dan N,
kangkung (Ipomoea reptana) berlabel H
sudah memunculkan daun pertama yang agak kuning.
5. Pada
hari ke-5, kangkung (Ipomoea reptana)
pada media tanam tanah semakin tinggi dengan rata-rata pertumbuhan 4,48 cm,
sebagian endosperm sudah lepas. Sementara kangkung (Ipomoea reptana) pada media abu sudah berkecambah semua dengan
rata-rata pertumbuhan 0,86.
6. Hari
ke-6 dan hari ke-7, tanaman kangkung (Ipomoea
reptana) pada media tanah biasa terus menunjukkan pertumbuhan yang
signifikan, sementara pada media abu pertumbuhan berlangsung lambat.
C. Pembahasan
Setelah didapatkan data
dari penelitian, diketahui bahwa media tanam memang sangat mempengaruhi
pertumbuhan tanaman. Media tanam termasuk faktor eksternal yang mempengaruhi
pertumbuhan tanaman selain dari suhu, cahaya, air, dan pH.
Hal ini telah
dibuktikan dengan penelitian yang dilakukan penulis. Media tanam yang berbeda
akan mempengaruhi kesuburan tanaman yang berdampak pada pertumbuhan tanaman.
Media tanam yang berbeda memiliki unsur penyusun yang berbeda pula serta
karakteristik yang juga berbeda.
Pada umumnya, media
tanam setiap jenis tumbuhan akan berbeda. Namun, yang pasti setiap media tanam yang
baik harus menjaga kelembapan daerah sekitar akar, menyediakan cukup udara, dan
dapat menahan ketersediaan unsur hara.
Begitupun media tanam
yang baik untuk tanaman kangkung (Ipomoea
reptana) juga harus berkriteria mampu menahan ketersediaan unsur hara.
Melalui media tanam, tanaman akan menyerap unsur hara yang diperlukan untuk
pertumbuhan.
Unsur hara utama yang
diserap tanaman dari media tanamnya adalah mineral dan oksigen. Setelah
dilakukan penelitian, ternyata pertumbuhan tanaman kangkung (Ipomoea reptana) pada media tanah lebih
cepat dan subur dibandingkan pertumbuhan pada media abu.
Mengapa demikian? Hal
ini telah terjawab melalui beberapa teori yang menulis bahwa tanah mengandung
unsur hara mineral yang diperlukan kangkung (Ipomoea
reptana) seperti: Kwarsa (SiO2), Ca, Mg, K,Na, Fe,P, dan unsur hara organik
(Sumber unsur hara N, P, S, unsur mikro dan lainnya) air serta udara. Selain
itu tanah merupakan media yang cukup gembur sehingga kandungan oksigennya
menjadi lebih baik dibandingkan media lain, tanaman kangkung (Ipomoea reptana) tidak akan kesulitan
menyerap oksigen dan unsur hara dari tanah sehingga dapat tumbuh dengan baik.
Disisi lain, meskipun
media tanam abu memiliki kandungan nitrogen dan sulfur hilang sebagai
gas, dan kalsium, kalium, dan magnesium serta mampu menaikkan pH, sehingga membantu untuk
menetralkan tanah asam. Namun data penelitian menunjukkan bahwa media tanam abu
kurang
cocok untuk tanaman kangkung (Ipomoea
reptana) karena media abu memiliki suhu yang cukup panas dan cepat kering.
Selain itu, abu memiliki kandungan mineral yang kalah banyak jika dibandingkan
dengan tanah, namun unsur karbon (C) yang terkandung dalam abu membuatnya
menjadi cukup gembur sehingga masih memungkinkan tanaman untuk tumbuh. Namun
sifat abu yang mudah kering dan mengeras apabila terkena air menjadi penghalang
tersendiri bagi kecambah yang baru tumbuh karena akar kecambah akan sulit
menembus abu yang mengeras sehingga akar menjadi tidak kokoh dan kecambah
cenderung terlepas dari media, begitu juga jika terlalu mengubur biji, maka
tunas lembaga yang baru tumbuh akan kesulitan menembus media untuk menuju
cahaya, sehingga tertahan dalam abu dan kadangkala menyebabkan kecambah
membusuk.
BAB
III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Kesimpulan
dari penelitian ini adalah bahwa media tanam yang berbeda akan mempengaruhi
pertumbuhan tanaman. Seperti pada tanaman kangkung (Ipomoea reptana) yang lebih subur jika ditanam di media tanam
tanah dibandingkan media tanam pasir. Hal ini terjadi karena perbedaan jumlah
unsur hara yang terkandung dalam masing-masing media, terutama unsur hara
mineral yang sangat dibutuhkan untuk pertumbuhan tanaman. Hipotesis yang
menyatakan bahwa media tanam abu lebih subur daripada tanah tidak terbukti
benar karena banyak faktor lain yang mempengaruhi. Namun, meskipun begitu abu
masih bisa menjadi alternatif pengganti tanah sebagai media karena masih
memungkinkan terjadinya perkecambahan.
B. Saran
Saran
penulis dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:
1. Sebaiknya
teliti dalam memili biji, apabila membeli di toko maka pastikan biji tidak
rusak.
2. Rendam
terlebih dahulu biji ke dalam air sebelum ditanam ke media, jika ada biji yang
sudah mengapung saat direndam berarti biji tersebut sudah rusak dan tidak bisa
digunakan sebagai bibit.
3. Buatlah
lubang drainase pada tempat penanaman, meskipun termasuk hal kecil tapi masih
banyak orang yang lupa akan pentingnya lubang jalan keluarnya air pada tempat
penanaman (pot).
4. Usahakan
melakukan penyiraman teratur setiap hari dan pengukuran di waktu yang sama
setiap harinya.
5. Tanamlah
hanya satu bibit dalam satu pot karena jumlah bibit yang banyak dalam satu pot
juga akan mempengaruhi pertumbuhan karena tanaman akan berebut makanan.
6. Tanamlah
bibit lebih banyak dari jumlah yang ditentukan untuk penelitian agar ada
persiapan jika salah satu bibit rusak.
7. Beri
label pada setiap pot agar tidak tertukar dan telitilah dalam mengukur.
DAFTAR
PUSTAKA
LAMPIRAN
Tambahkan Komentar
EmoticonEmoticon