PUISI | Pada Senja yang Berlabuh


Dan senja pun sirna.
Sembunyi di antara langit tak berujung.
Barangkali, lelah pada cerita ini.
Sebab alurnya dipenuhi sesak dan resah.

Dan kau memilih pergi .
Menatap rapuh pada angan yang berlabuh.
Dan waktu merengkuh,
Angkuh menatap senja yang terjatuh.
Dan kau semakin jauh.
Lalu, mulai meragu untuk kembali.

Kau jelajah setiap cerita.
Tak lagi-lagi menilik sudut kota;
Tempatku dan segenap kenangan kita.
Tak peduli bahwa aku masih mencinta.

Adakah kamu meragu?
Meskipun lenganku setia terentang untukmu.
Meskipun masih hangat dekapku menantimu.

Meragukah kamu untuk kembali?
Padahal masih tertoreh cinta di mataku.
Atau justru waktu yang semakin angkuh,
Saat kamu semakin jauh.

Entahlah..
Tidak kutemukan apapun pada senja.
Tidak jawaban, pun penjelasan.
Dia memerah, membisu, kemudian hilang.
Begitu saja.

Kemudian apa?!
Gantian aku yang terpaku.
Tanpa tanya. Tanpa kata. Tanpa senyum. 

Lalu apa?
Kini, pada senja yang berlabuh itu—
Kutumpahkan sekelumit rindu.

Biar saja,
Kupeluk seton angan nun jauh di tengah samudera
Berharap, kelak kamu akan sudi kembali


Januari, 2019

Posting Komentar

0 Komentar