Yang mengetuk tanpa suara
Membawa masuk derita
Menyesaki ruang tak bernama
Hati...
Bodoh jika kusimpan air mata
Meski ada luka yang kian menganga
Ada rindu yang mewujud nanah
Memutih, membusuk, terkadang berdarah
Tak mengapa,
Biar kusimpan derita
Sebab kucoba belajar angkuh;
Layaknya rindu
Rindu yang angkuh
Bak belati menusuk kalbu
Menghujam sampai hatiku
Seganas itulah rindu
Yang divonis, akan sulit sembuh
Seangkuh itulah rindu
Hadirnya bisa membunuh
Tak mengapa
Aku akrab berteman rindu
Ia menyiksa tiap waktu
Menyuguhi secangkir air mata
Yang dinginnya membekukan luka
Menyuguhi secangkir air mata
Yang dinginnya membekukan luka
Location Unknown, 2019
2 Komentar
Hai.. salam kenal dari blogger pemula
BalasHapusPuisi nya bagus banget
Halo, salam kenal kembali. Terimakasih sudah mampir :)
HapusTambahkan Komentar