Hari Raya Idul Fitri Tahun Ini

Aloha Sobat.. Nggak kerasa ya, akhirnya kita sampai ke hari raya Idul Fitri 1 Syawal 1440 H, hari kemenangan bagi seluruh umat Islam di dunia. Alhamdulillah, semoga Allah senantiasa mencurahkan rahmat-Nya pada kita sekalian. Aamiin...

Nikmat Tuhan yang mana lagi yang kamu dustakan? Alhamdulillah masih diberi kesempatan bertemu Syawal sekali lagi, yang merupakan bulan kelahiranku dalam kalender Hijriah.

Ngomong-ngomong, gimana nih cerita lebaran kalian? Lebih menyenangkan dari tahun-tahun sebelumnya? Wah harus dong, apalagi di hari kemenangan ini kita bisa berkumpul bareng keluarga besar, ketawa sama-sama, dan makan-makan enak hohoo..

Yuk ah, kita celoteh-celoteh mengenai lebaran. Tulisan ini bukan artikel serius loh, cuma sekadar supaya blog nggak berdebu aja, aku yang sedang terserang penyakit writter block akut ini merasa berdosa karena selalu mangkir dari tanggung jawab mengelola blog. Halah, dasar malas nih aku.

Di keluargaku, menyambut lebaran tidak begitu berheboh, sih. Maklum, tinggal hanya bertiga; aku, ibu, dan kakak. Rasanya sudah bertahun-tahun tidak mudik. Soalnya, kedua kakek dan kedua nenek sudah tiada semua. Kalau mau mudik, mau ke mana? Paling ada rencana mengunjungi makam nenek dan kakek dari ibu yang berlokasi di Surulangun, Rawas (5 jam perjalanan jika naik travel dari kota Bengkulu). Tapi, rencana ini belum kesampean hingga kini. Kata ibu tahun-tahun berikutnya saja. Yang jelas, rutin mengirim do'a dari rumah dalam lima waktu juga adalah cara yang ampuh untuk membunuh kerinduan terhadap yang telah jauh.

Tapi, sebenarnya kangen sekali buat pulang ke kampung halaman ibu, nih. Dulu, terakhir mudik kayaknya waktu SMP deh. Kan udah lama bangeeet. Kangen kumpul sama sepupu-sepupu dan mandi ke sungai musi, atau teriak-teriakan waktu menyebrang jembatan gantung menuju ke desa seberang dan jembatannya tiba-tiba goyang karena ada motor yang lewat. Haha, rasanya rindu syekalii..

Kalau tahun-tahun belakangan ini, menjelang hari raya kita ziarah ke makam Bapak dan beberapa makam sanak family yang dapat dijangkau dengan berkendara motor. Hehe, yang ini sih wajib, selagi tempatnya tidak jauh-jauh amat, maka mestilah dikunjungi. Biasanya ziarah dilakukan sehari sebelum lebaran. 

Selain itu, ngapain?? Apa lagi yaa? Yang pasti sih membuat kue lebaran. Ini sih harus. Tidak perlu yang mewah-mewah, asal cukup untuk memenuhi beberapa toples untuk disuguhkan di meja saat ada tamu-tamu yang berkunjung nantinya. Ibuku tidak pernah beli kue lebaran, semuanya dibuat sendiri. Kalau ada yang beli, paling-paling cuma permen warna-warni untuk memperindah isi toples.

Kalau soal kue-kuean sih ibu memang paling semangat. Tiap hari nanyain, 'kapan selesai uas? Ayoklah bikin kue'. Seingatku, satu-satunya tahun Ibu tidak bikin kue lebaran hanya 2013, sementara aku sih tidak bisa diandalkan kalau harus membuat kue sendirian 😂. Waktu itu, ibu sibuk mengurusi Bapak di rumah sakit. Sayang, Bapak akhirnya tidak bisa bertemu hari raya di tahun itu.

Lebaran tahun ini, kami memutuskan membuat beberapa kue kering. Seperti kue bawang, pekyek, kacang goreng, dan kue sawah (itu loh kue manis yang dicetak pakai cekatakan bunga-bunga). Lainnya, kue basah macam bolu, legit, dan tak ketinggalan adalah ketupat kuah opor ayam. 

Beberapa kali pergi ke pasar membeli bahan,  dan mulai menyibukkan diri di dapur sejak seminggu sebelum lebaran.

Setelah itu persiapan apalagi? Beli baju lebaran? Oh tentu saja. Meskipun tidak setiap tahun, dan sebetulnya juga tak terlalu mikirin baju, tapi kebetulan sudah di pasar saat membeli bahan-bahan kue dan tak sengaja tersasar ke deretan toko-toko baju yang terang benderang, dan seolah-olah tak berujung, akhirnya tergoda juga masuk ke beberapa toko akibat penjual yang tak henti bercericau.

Tapi, di pasar sih harganya mehong-mehong saay.. Gamis-gamis yang biasa kulihat dijual 85 ribu hingga 100 ribu di marketplace, di sana dihargai hingga 250 ribu. Alamaak, mau rontok kepalaku. Untung saja Ibuku pandai menawar. Tak tanggung-tanggung, ditawar sampe harga 140 ribu hahaa. Setelah perdebatan sengit ala emak-emak, akhirnya si penjual melepas gamis cokelat tersebut. Meskipun aku pikir 140 ribu masih kemahalan, tapi tak apalah, soalnya suka sama warna dan modelnya. Mau cari di toko online pun masih harus bayar ongkir yakaan, dan belum pasti pas di badan.

Terus.. terus.. apalagi?? Hmm kayaknya sudah, ya..

Eh, tunggu. Sepertinya ada satu yang kurang, nih. Apa yaa?! 

Oh... itu.. ehem...

Siap-siap ditanya kapan nikah 😂 *auto ngumpet dibalik ketek emak.

Baidewei, anak-anak umur dua puluh tahun keatas bakal risau karena ditanya kapan nikah. Ah, om dan tante yang datang dari jauh tuh emang suka bercanda. Nanyain kapan nikah, boro-boro, pacar aja kagak punya.

Baidewei, aku sih nggak risau sama pertanyaan itu. Momen lebaran adalah momen yang membuatku begitu bersyukur dianugerahi badan mungil macam anak SMP (baca: pendek). Soalnya kalo aku baris sama adek-adek yang badannya masih kecil-kecil, aku suka kecipratan THR wahahaa.

Terus nanti ada yang bakal nanya "Adek, kelas berapa sekarang?" 

Dan bakal kujawab; "Oh, udah kuliah, otw semester 5, om, tante,"

"Oh, udah kuliah! Kirain masih SMP, hehee..."


Yowes lah yaa. Kita sudahi saja celotehan ini. Taqobbalallahu minna wa minkum. Selamat Hari raya Idul Fitri 1440 H, mohon maaf lahir batin yaa teman-teman. Salam buat keluarga di rumah.


Posting Komentar

4 Komentar

  1. Wahh rajin ya bikin kue sendiri hehehe. Baidewei saya baru denger soal kue sawah, entah disini jarang ada kue seperti itu atau sayanya aja yang kenalnya cuma nastar ya hehehe.

    BalasHapus
  2. Selamat hari saya teh

    Mohon maaf lahir dan batin

    BalasHapus
  3. Selamat Idul Fitri. Mohon maaf lahir dan bathin

    BalasHapus

Tambahkan Komentar