Hobi Membaca, Kamu Lebih Pilih Membeli Buku atau Pakaian?

Buku atau Baju

Hobi membaca, kamu lebih senang buku atau pakaian? 

Pernah suatu ketika, aku mengajak beberapa teman jalan-jalan ke Gramedia. Niatnya jelas, tentu saja buat cuci mata. Tetapi sesampainya di sana, aku malah kepincut sama salah satu Novel karya kak Ziggy Zesyazoeviennazabriskie (ditulis tanpa melirik cover buku eeaa) yang berjudul Jakarta Sebelum Pagi. Alhasil, buku itu pun kuboyong ke meja kasir. 

Hari itu aku keluar Gramedia dengan perasaan puas. Seorang teman yang melihat ekspresi bahagia tak terkira di mukaku waktu itu akhirnya bertanya? 

"Kamu tuh senang amat ya kalo dapat beli buku baru." 

"Oh iya jelas dong," ujarku dengan anteng. 

"Kamu lebih senang beli buku apa beli pakaian??" 

Aku pun cengegesan menanggapi pertanyaannya. Hmm, kalau ditanya begitu, aku agak bingung menjawabnya. Gimana ya, masalahnya buku dan pakaian adalah dua konteks yang berbeda. Aku tak ingin munafik dengan mengatakan bahwa buku lebih kuinginkan ketimbang pakaian. Kenyataannya, aku masih suka galau kalau lagi kepengen beli buku itu tapi disaat yang sama aku ketemu gamis yang kece. Nah, mau milih yang mana? Sementara budget di dompet hanya pas-pasan saja. 

Sebagai seorang wanita, jelas aku memberi perhatian lebih terhadap fashion. Wanita rata-rata seperti itu, kan? Tentu aku senang jika bisa membeli baju baru, menambah koleksi pakaian di lemari. Tapi, senangnya tak sampai melebihi ketika mampu membeli buku baru. Aku hobi membaca, dan aku bakalan bahagia sekali jika bahan bacaan di rumah bertambah. 

Lalu, ada beberapa teman lain yang menyatakan, "Daripada beli, mending pinjam sama yang punya." 

Hmm.. antara setuju dan tak setuju. Sebenarnya, aku baru memulai kebiasaan membeli buku sejak di bangku SMA. Sebelumnya sih lebih suka meminjam buku kepada teman, atau meminjam ke perpustakaan sekolah dan perpustakaan kota. Tapi buku teman dan buku perpustakaan suatu saat harus dikembalikan, bukan? 

Membeli buku bagiku sekarang semacam kebutuhan primer bulanan. Aku bahkan sampai membuat list buku-buku yang ingin dibeli. Makanya setiap minggu tak lupa menyisihkan rupiah demi mewujudkan kehadiran buku bacaan baru di rumah. 

Bagiku, buku tak hanya untuk dibaca satu kali. Jika meminjam buku kepada teman maupun perpustakaan, maka aku hanya punya kesempatan membacanya satu kali. Berbeda halnya jika kita membeli untuk dikoleksi sendiri, bisa dibaca berulang-ulang sampai puluhan kali kapanpun kita mau. 

Buku yang kubeli pun sebenarnya tak sembarangan sih, hanya kalau aku benar-benar kepingin memiliki bukunya, atau benar-benar menyukai kisahnya. Misalnya seperti salah satu novel terjemahan karya Yann Martel, Life of Pi yang kubeli pada 2017 lalu, meskipun telah menonton movie-nya, namun aku tetap memasukkan judul buku ini dalam daftar ‘Buku yang Diburu’ hanya karena aku benar-benar menyukai ceritanya. 

Tapi, di beberapa kesempatan aku pernah mendapati godaan membeli pakaian lebih besar daripada keinginan memboyong buku baru. Yah, maklum ciwi-ciwi ini memang suka khilaf mata, apalagi kalo perginya bareng teman-teman. Anehnya, jika terlalu banyak membeli baju, aku biasanya sih menyesal kemudian. Pada akhirnya berkata pada diri sendiri dengan sebal ‘Coba aja uangnya dipake buat beli buku’.

Yah, pada akhirnya toh tidak bisa menentukan mana yang akan kupilih antara buku baru atau baju baru? Keduanya tetap penting, dan menarik perhatianku dengan cara berbeda. Kalau bisa membeli keduanya, bakal lebih senang tentunya. Nah, kalau kamu sendiri bagaimana? Mana yang akan kamu pilih?

Posting Komentar

2 Komentar

  1. Kak Nissa, kita mirip dong 🤣. Aku juga merasakan hal yang sama, ketika membeli baju banyak, yang ada malah penyesalan kenapa beli baju kebanyakan padahal uangnya bisa dipakai untuk yang lain. Rasanya berbeda jika beli buku lebih dari 1, rasanya tetap happy-happy aja walaupun setibanya di rumah nggak langsung dibaca 🤣.
    Mungkin untuk saat ini, aku akan lebih memilih membeli buku daripada baju 😂. Karena hal ini yang aku alami dan rasakan beberapa bulan belakangan ini wkwkwk

    BalasHapus
  2. Hehe. Millenial. Cek baju di lemari cukup ga. Klo lebih beli buku aja. Hehe

    BalasHapus

Tambahkan Komentar